ya harus importlah pemerintah cq Dinas Pertanian tidak punya SISTEM PERTANIAN, habis panen Stock Beras, Jagung dll ada di tangan tengkulak atau perusahaan besar, sudah tidak di petani lagi sehingga harga yang tinggi juga derita bagi petani, karena stock di tangan Tengkulak kalau harga melambung baru dilepas, karena itu pemerintah melakukan import agar harga tidak melambung lebih tinggi, hal ini akan terus berulang impor & impor lagi kalau negara cq Bulog atau BUMDES tidak menguasai stock pangan.


Contoh Brazil menguasai Stock Pangan melalui Koperasi, Jerman mengendalikan harga melalui Subsidi di belakang, setelah panen pemerintah memberi subsidi sebesar hasil panen sehingga pangan murah tapi petani tidak rugi & calo tidak bisa main apalagi mainkan harga karena harga stabil, calo kan hidup dari melonjaknya harga, karena negara tidak mampu mengendalikan harga

Harusnya BULOG lebih intensif bersinergi dengan petani bahkan bisa dikembangkan FORWARD TRADING yaitu petani kontrak jual ke Bulog cq BUMDES sebelum tanam bukti kontrak jual itu bisa diuangkan ke Bank untuk biaya budidaya sehingga petani tidak kurang modal & tidak kurang pupuk, buat apa pemerintah membangun BUMDES kalau tidak diberdayakan sekaligus bisa difungsikan sebagai stock pangan nasional yang merupakan hajat hidup orang banyak yang harus dikuasai negara, jangan dilepas ke pasar bebas, Menteri Pertanian tidak cukup hanya bicara bibit & pupuk terus kemudian import dan import lagi, lingkaran setan ini harus diakhiri dengan membangun SISTEM PERTANIAN yang mampu menyediakan Modal, Teknologi & Pasar, sehingga teknologi, bibit unggul & air bisa diintegrasikan untuk menghasilkan panen maximal, insya Allah

Choliq, Achsin U.