Credit : bersatoe
Perang Asimetris merupakan metode peperangan gaya baru secara non militer, tetapi memiliki dampak tidak kalah hebat bahkan dampaknya lebih dahsyat dari perang militer seperti membelokkan sistem sebuah negara sesuai arah kepentingan, melemahkan ideologi serta mengubah pola pikir rakyat, menghancurkan 'food security' (ketahanan pangan) dan 'energy security' (jaminan pasokan dan ketahanan energi) sebuah bangsa, selanjutnya menciptakan ketergantungan negara target terhadap negara lain dalam hal 'food and energy security'.

Pertanyaannya kini, “Bagaimana modus Perang Asimetris yang sering dituduhkan ke alamat Cina?” Sejak reformasinya, Cina mengalami masa transformasi dan konvergensi ke arah kapitalisme yang melahirkan 'One Country and Two System', yakni sistem negara dengan elaborasi ideologi sosialis/komunis dan kapitalis. Dengan kata lain, model perekonomian boleh saja bebas sebagaimana kapitalisme berpola mengurai pasar, namun secara politis tetap dalam kontrol negara cq Partai Komunis Cina. Artinya, para pengusaha boleh didepan membuka ladang-ladang usaha diluar negeri, tetapi ada 'back up' militer (negara) dibelakangnya. Itulah titik poin konsepsi 'One Country and Two System' yang kini tengah dijalankan oleh Cina di berbagai penjuru dunia.

Berbeda dengan Iran (& Russia) menaklukkan Syiria, Irak & maunya juga ke Yaman dengan perang berdarah darah penuh kehancuran TAPI CHINA menaklukan Turki, Afrika, Argentina, Pakistan, Srilangka, Argentina, Venuzoila dll tanpa mengeluarkan sebutir peluru pun, itulah perang masa kini yang dikuasai China dengan baik & kita harus hati-hati untuk memanfaatkan Energi Pertumbuhan China untuk kebangkitan negeri kita, tidak ada yang cuma cuma & mudah harus diraih dengan segala kecerdasan yang bisa kita tempuh. Diambil dari berbagai bahan yang tercecer

Choliq, Achsin U.